Dalil-Dalil Bahwa Orang-Orang Yang Beriman Melihat Allah di Surga Bagian 3

Beranda | Artikel

Dalil-Dalil Bahwa Orang-Orang Yang Beriman Melihat Allah di Surga Bagian 3 - Kitab Al-Ibanah

Jumat, 15 September 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Dalil-Dalil Bahwa Orang-Orang Yang Beriman Melihat Allah di Surga Bagian 3 adalah rekaman kajian ilmiah yang membahas masalah aqidah ahlussunnah wal jamaah. Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dari kitab الإبانة عن أصول الديانة Al-Ibanah ‘an Ushul ad-Diyanah atau ada juga yang menyebutnya dengan al-Ibanah fi Ushul ad-Diyanah, karya seorang ulama besar yang bernama Syaikh Imam Abul Hasan Ali bin Ismail al-Asy’ari rahimahullah atau terkenal dengan sebutan Imam Abul Hasan al-Asy’ari rahimahullah.

Kajian Tentang Dalil-Dalil Bahwa Orang-Orang Yang Beriman Melihat Allah di Surga Bagian 3 – Kitab Al-Ibanah

Kajian kali ini berkaitan dengan logika yang disampaikan oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari untuk membantah logika orang-orang Mu’tazilah. Diantara hal yang menunjukkan bahwa orang-orang beriman akan melihat Allah dengan mata adalah bahwa tidak satupun yang maujud yang ada di permukaan bumi kecuali Allah memperlihatkan kepada kita. Tentunya hal ini sesuai dengan kehendak Allah. Namun sesungguhnya yang tidak bisa dilihat adalah sesuatu yang tidak ada. Akan tetapi sesuatu yang telah ada diciptakan oleh Allah pasti bisa dilihat dan Allah bisa memperlihatkan kepada kita jika dia menghendaki hal itu. Adapun sesuatu yang tidak ada, bagaimana bisa dilihat?

Maka kata Imam Abul Hasan al-Asy’ari, jika Allah subhanahu wa ta’ala maujud maka kita yakini bahwa Allah ada. Jika makhluk ada, tentu yang menciptakan pasti ada. Sebuah kemustahilan jika ada makhluk tanpa ada yang menciptakan.

Jika demikian tidak mustahil bahwa Allah akan memperlihatkan dirinya kepada kita. Akan tetapi Allah subhanahu wa ta’ala tidak memperlihatkan diriNya kepada kita di dunia. Sesungguhnya orang yang mengingkari hal ini tujuan mereka adalah tiada lain ingin menafikan keberadaan Allah itu sendiri. Sebagaimana juga hal ini sama dengan tujuan dan hakikat dari aqidah mereka. Bahwa orang-orang Mu’tazilah yang mengingkari seluruh sifat Allah.